PERUBAHAN KEBUDAYAAN & ORIENTASI NILAI BUDAYA
Soal :
1. Jelaskan kebudayaan menurut para ahli, minimal 3 !
2. Apa yang anda ketahui tentang gerak kebudayaan atau
perubahan kebudayaan ?
apa penyebab
terjadinya gerak atau perubahan kebudayaan tersebut ?
3. Jelaskan tentang 5 (lima point) orientasi nilai budaya,
menurut C Kluckkhohn
Berikan contoh
dalam kehidupan !
JAWAB
1Pengertian Kebudayaan
Secara Umum
Pengertian kebudayaan secara umum adalah
cara hidup yang berkembang dimiliki bersama oleh kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi seterusnya.
Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli
Beberapa ahli telah mendefinisikan
pengertian kebudayaan dalam berbagai pandangan seperti :
Al. Krueber (1958: 582-583)
Menurut Al. Krueber kebudayaan adalah
suatu sistem dari ide-ide dan Konsep-Konsep Kebudayaan Dari wujud sebagai
rangkaian tindakan berpola suatu aktivitas dan Manusia yang.
Bounded et. Al
Definisi kebudayaan menurut Bounded et. Al
adalah hal-hal yang berbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan
manusia melalui simbol-simbol tertentu.
Croydon (1973: 4)
Pengertian Budaya menurut Croydon adalah
suatu sistem pola terpadu, yang sebagian besar berada di bawah ambang batas
kesadaran, namun semua yang mengatur perilaku manusia sepasti senar
dimanipulasi dari kontrol boneka gerakannya.
Dr. Koentjaraningrat
Menurut Dr. Koentjaraningrat Kebudayaan
adalah keseluruhan manusia dari perilaku dan hasil perilaku yang beraturan dari
tata kelakuan yang didapatnya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam
kehidupan sehari-hari.
Dr. K. Kupper
Kebudayaan adalah sistem gagasan yang
menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik
secara individu maupun kelompok.
Djojodigono(1958)
Kebudayaan menurut Djojodigono adalah daya
dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Dawson
Dalam bukunya yang berjudul Age of the
Gods, Dawson menyatakan bahwa Kebudayaan merupakan cara hidup bersama.
Drs. Mohammad Hatta
Menurut Drs. Mohammad Hatta pengertian
kebudayaan adalah ciptaan hidu pdari suatu bangsa.
Drs.Sidi Gazalba
Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa
yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang
membentuk kesatuan sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.
EB.Tylor
Dalam bukunya, Primitif Culture disebutkan
bahwa desfinisi Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks didalamnya
terkandung ilmu pengetahuan serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai
anggota masyrakat.
2. Perubahan kebudayaan terjadi apabila
suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiriMasyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah. Tidak
ada kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah
gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi.
Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan – hubungan dengan
manusia lainnya. Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam
sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga
masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan – aturan, norma – norma yang
digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, seni juga teknologi, selera, rasa
keindahan (kesenian), dan bahasa.
Terjadinya perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal
:
faktor-faktor penyebab
terjadinya perubahan/gerak budayadibagi
menjadi dua, yakni sebagai berikut.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain sebagai berikut.
1.) Bertambahnya atau berkurangnya penduduk . Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru. Selain itu pertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan- kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Padahal sumbersumber pemenuhan kebutuhan tidak seimbang, sehingga akan imbul masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan lain-lain. Kondisi ini akan mengubah pola interaksi dan meningkatnya mobilitas
sosial. Selain itu, berkurangnya penduduk yang diakibatkan oleh migrasi dan urbanisasi akan mengakibatkan kekosongan dalam pembagian kerja dan jumlah angkatan kerja, sehingga akan memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
2.) Adanya penemuan baru (discovery)
Penemuan baru dalam masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
mengakibatkan terjadinya perubahan budaya.
3.) Pertentangan (konflik) masyarakat
Dalam interaksi sosial di masyarakat yang heterogen dan dinamis, pertentangan-pertentangan (konflik) mungkin saja terjadi baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Apalagi pada masyarakat yang berkembang dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern akan selalu terjadi pertentangan, misalnya golongan muda yang ingin mengadopsi budaya asing, golongan tua yang tetap mempertahankan tradisi lama. Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku dan interaksi yang baru di masyarakat tersebut.
4.) Terjadinya pemberontakan (revolusi)
Revolusi adalah perubahan yang sangat cepat dan mendasar yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Revolusi akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pengaruh tersebut mulai dari lembaga negara sampai keluarga yaitu mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Contohnya revolusi industri di Inggris, revolusi Perancis, revolusi fisik tahun 1945 di Indonesia.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain sebagai berikut.
1.) Bertambahnya atau berkurangnya penduduk . Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru. Selain itu pertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan- kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Padahal sumbersumber pemenuhan kebutuhan tidak seimbang, sehingga akan imbul masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan lain-lain. Kondisi ini akan mengubah pola interaksi dan meningkatnya mobilitas
sosial. Selain itu, berkurangnya penduduk yang diakibatkan oleh migrasi dan urbanisasi akan mengakibatkan kekosongan dalam pembagian kerja dan jumlah angkatan kerja, sehingga akan memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
2.) Adanya penemuan baru (discovery)
Penemuan baru dalam masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
mengakibatkan terjadinya perubahan budaya.
3.) Pertentangan (konflik) masyarakat
Dalam interaksi sosial di masyarakat yang heterogen dan dinamis, pertentangan-pertentangan (konflik) mungkin saja terjadi baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Apalagi pada masyarakat yang berkembang dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern akan selalu terjadi pertentangan, misalnya golongan muda yang ingin mengadopsi budaya asing, golongan tua yang tetap mempertahankan tradisi lama. Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku dan interaksi yang baru di masyarakat tersebut.
4.) Terjadinya pemberontakan (revolusi)
Revolusi adalah perubahan yang sangat cepat dan mendasar yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Revolusi akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pengaruh tersebut mulai dari lembaga negara sampai keluarga yaitu mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Contohnya revolusi industri di Inggris, revolusi Perancis, revolusi fisik tahun 1945 di Indonesia.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat, antara lain berikut ini.
1.) Lingkungan alam fisik
Salah satu faktor penyebab perubahan yang bersumber dari lingkungan alam seperti terjadinya bencana alam banjir, longsor, gempa bumi, kebakaran hutan, dan sebagainya. Di daerah yang terkena banjir menyebabkan masyarakat yang berada di sekitar daerah tersebut terpaksa harus mencari tempat tinggal baru, sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat.
2.) Peperangan
Peperangan antara negara satu dengan negara yang lain kadang bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang menang memaksakan nilai-nilai, cara-cara, dan lembaga yang dianutnya kepada negara yang kalah.
Contohnya rakyat Indonesia saat kalah melawan Belanda. Belanda memaksakan penerapan sistem pemerintahan kolonial menggantikan sistem pemerintahan kerajaan yang dianut sebagian besar daerah-daerah di Indonesia. Hal itu berakibat terjadinya perubahan-perubahan pada struktur lembaga kemasyarakatan.
3.) Pengaruh kebudayaan lain
Di era globalisasi ini tidak ada satupun negara yang mampu menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa lain. Interaksi yang dilakukan antara dua negara mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh lain kadang juga bisa menerima pengaruh dari masyarakat lain. Dengan demikian akan timbul suatu nilai-nilai sosial budaya yang baru sebagai akibat asimilasi atau akulturasi kedua budaya. Dalam kaitannya dengan pengaruh kebudayaan masyarakat lain, dikenal istilah-istilah sebagai berikut.
3. Terdapat lima buah orientasi nilai budaya di kehidupan manusia dalam setiap
kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn menyebutkan
kelima masalah pokok tersebut sebagai berikut:
a. Masalah hakekat hidup,
Dalam kaitannya dengan makna hidup manusia, bagi beberapa kebudayaan yang menganggap bahwa hidup itu adalah sumber keprihatinan dan penderitaan maka kemungkinan variasi konsepsi nilai budayanya dirumuskan oleh Kluckhohn dengan kata evil. Sebaliknya, dalam banyak kebudayaan yang menganggap hidup itu adalah sumber kesenangan dan keindahan, dirumuskan dengan kata good.
b. Hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar,
Berkenaan dengan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, banyak kebudayaan yang mengkonsepsikan alam sedemikian dasyat dan sempurna sehingga manusia sepatutnya tunduk saja padanya (subjugation to nature). Namun, terdapat juga kebudayaan yang mengajarkan kepada warganya sejak usia dini, walaupun alam bersifat ganas dan sempurna, nalar manusia harus mampu menjajaki rahasia-rahasianya untuk menaklukkan dan memanfaatkannya guna memenuhi kebutuhan (mastery over nature). Juga terdapat pula alternatif lain yang menghendaki hidup selaras dengan alam (harmony with nature).
a. Masalah hakekat hidup,
Dalam kaitannya dengan makna hidup manusia, bagi beberapa kebudayaan yang menganggap bahwa hidup itu adalah sumber keprihatinan dan penderitaan maka kemungkinan variasi konsepsi nilai budayanya dirumuskan oleh Kluckhohn dengan kata evil. Sebaliknya, dalam banyak kebudayaan yang menganggap hidup itu adalah sumber kesenangan dan keindahan, dirumuskan dengan kata good.
b. Hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar,
Berkenaan dengan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, banyak kebudayaan yang mengkonsepsikan alam sedemikian dasyat dan sempurna sehingga manusia sepatutnya tunduk saja padanya (subjugation to nature). Namun, terdapat juga kebudayaan yang mengajarkan kepada warganya sejak usia dini, walaupun alam bersifat ganas dan sempurna, nalar manusia harus mampu menjajaki rahasia-rahasianya untuk menaklukkan dan memanfaatkannya guna memenuhi kebutuhan (mastery over nature). Juga terdapat pula alternatif lain yang menghendaki hidup selaras dengan alam (harmony with nature).
c. Hakekat kedudukan manusia
dalam ruang dan waktu,
Dalam kaitannya dengan persepsi manusia dengan waktu, ada kebudayaan yang
mementingkan masa sekarang (present), sementara banyak pula yang berorientasi
ke masa depan (future). Kemungkinan besar untuk tipe yang pertama adalah
pemboros, sedangkan untuk tipe yang kedua adalah manusia yang hemat.
d. Hakekat kerja atau karya manusia,
Dalam kaitannya dengan makna dari pekerjaan, karya dan amal perbuatan manusia, banyak kebudayaan menganggap bahwa manusia bekerja untuk mencari makan, selain untuk bereproduksi. Hal itu dirumuskan oleh Kluckhohn dengan kata being. Sebagian kebudayaan menganggap bahwa hidup itu lebih luas daripada bekerja, seperti menolong orang lain, dikelompokkannya dalam kata doing.
Dalam kaitannya dengan makna dari pekerjaan, karya dan amal perbuatan manusia, banyak kebudayaan menganggap bahwa manusia bekerja untuk mencari makan, selain untuk bereproduksi. Hal itu dirumuskan oleh Kluckhohn dengan kata being. Sebagian kebudayaan menganggap bahwa hidup itu lebih luas daripada bekerja, seperti menolong orang lain, dikelompokkannya dalam kata doing.
e. Hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Dalam kaitannya dengan hubungan antarsesama manusia, banyak kebudayaan yang mengajarkan sejak awal untuk hidup bergotong-royong (collaterality) serta menghargai terhadap perilaku pemuka-pemukanya sebagai acuan kebudayaan sendiri (lineality). Sebaliknya, banyak kebudayaan yang menekankan hak individu untuk mandiri maka orientasinya adalah mementingkan mutu dari karyanya, bukan atas senioritas kedudukan, pangkat, maupun status sosialnya.
Komentar
Posting Komentar